Optimalisasi Pemahaman Masyarakat tentang Penggunaan Obat Diare melalui Sosialisasi di Posyandu Mawar 2 Desa Tanjungmekar
Sari
ABSTRAK
Diare tetap menjadi penyakit utama yang mengancam kesehatan anak di wilayah pedesaan Indonesia, termasuk di Desa Tanjungmekar, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, di mana rendahnya literasi kesehatan dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan menghambat penanganan yang efektif. Mitos lokal, seperti anggapan bahwa oralit menyebabkan mual atau zinc tidak cocok untuk anak, serta ketergantungan pada pengobatan tradisional, memperburuk risiko dehidrasi dan malnutrisi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman 16 warga perempuan (usia 26–47 tahun, rata-rata 34,75 tahun, 93,75% ibu rumah tangga, 93,75% lulusan SMA) tentang penggunaan oralit dan zinc melalui penyuluhan lisan interaktif, sesi tanya jawab, dan distribusi leaflet edukasi. Dilaksanakan pada 28 April 2025 di Posyandu Mawar 2, kegiatan ini mencakup pre-test, penyuluhan tentang dosis oralit (200 mL per buang air besar) dan zinc (20 mg/hari untuk anak 6 bulan–5 tahun), sesi tanya jawab, post-test, dan distribusi leaflet. Analisis Paired Sample T-Test menunjukkan peningkatan signifikan dari skor rata-rata 3,25 ke 8,25 (skala 10, p < 0,05), dengan warga berpendidikan SMA menunjukkan kemajuan paling pesat. Pendekatan ini tidak hanya memberdayakan perempuan sebagai pengelola kesehatan keluarga, tetapi juga memperkuat peran posyandu sebagai pusat edukasi komunitas. Oleh karena itu, sosialisasi interaktif di posyandu perlu direplikasi secara berkala untuk meningkatkan ketahanan kesehatan anak di daerah pedesaan.
Kata Kunci: Obat Diare, Oralit, Zinc, Posyandu Mawar 2, Edukasi Kesehatan.
ABSTRACT
Diarrhea remains a major public health concern threatening children's health in rural areas of Indonesia, including Tanjungmekar Village, Tanjungkerta Subdistrict, Sumedang Regency. Limited health literacy and restricted access to health facilities hinder effective treatment. Local myths, such as the belief that oral rehydration salts (ORS) cause nausea or that zinc is only suitable for adults, and the preference for traditional medicine, increase the risks of dehydration and malnutrition. This community engagement program aimed to improve the knowledge of 16 female residents (aged 26–47 years, average 34.75 years, 93.75% housewives, 93.75% high school graduates) regarding the use of ORS and zinc through interactive verbal education, Q&A sessions, and educational leaflet distribution. Conducted on April 28, 2025, at Posyandu Mawar 2, this activity involved a pre-test, education sessions, Q&A, a post-test, and leaflet distribution. Paired sample t-test analysis showed a significant improvement in scores from 3.25 to 8.25 (on a 10-point scale, p < 0.05), particularly among participants with high school education. This program empowered women as family health managers and reinforced the role of posyandu as a community health education hub. Thus, regular interactive health education programs at posyandu are recommended to improve child health resilience in rural communities.
Keywords: Diarrhea Management, Oral Rehydration Salts (ORS), Zinc Supplementation, Community Health Education, Posyandu Intervention.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Ahinkorah, B. O., Aboagye, R. G., Seidu, A.-A., et al. (2022). Prevalence and predictors of oral rehydration therapy, zinc and other treatments for diarrhoea among children under five in sub Saharan Africa. PLOS ONE, 17(10), e0275495. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0275495
Ahmed, S., et al. (2020). Effectiveness of community-based interventions to improve oral rehydration therapy use for childhood diarrhea in developing countries: A systematic review. PLOS ONE, 15(1), e0227521. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0227521
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2019). Panduan penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas. Jakarta: BPOM RI.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang. (2014). Kecamatan Tanjungkerta dalam angka 2014. https://sumedangkab.bps.go.id/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman penatalaksanaan diare di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/pedoman-diare-2020.pdf
Latifahanun, E. (2024). Perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang diare sebelum dan sesudah penyuluhan. Jurnal PKM Mulia Madani Yogyakarta, 2(1), 41–46. https://jurnal.lppm-mmy.ac.id/index.php/dimaslia/article/view/43
Parlitta, D. A., Ekayanti, E., & Agustiani, S. (2025). Implementation of Health Education Program on Diarrhea Prevention in Mothers of Toddlers. Indonesian Journal of Global Health Research, 7(2), 521–526. doi:10.37287/ijghr.v7i2.5749
Setiadi, A. P., Wibowo, Y., & Herawati, F. (2021). Community-based education to improve diarrhea management: A systematic review. Journal of Public Health Research, 10(3), 214–220. https://doi.org/10.4081/jphr.2021.2145
UNICEF. (2024). Diarrhoeal disease: availability and accessibility of ORS and zinc to children in poor, rural and marginalized populations. UNICEF Data
World Health Organization. (2023). Guidelines for the management of acute diarrhoea in children. Geneva: WHO. https://www.who.int/publications/i/item/9789240060272
Wulan, R., & Santoso, A. (2022). Efektivitas leaflet sebagai media edukasi kesehatan masyarakat pedesaan. Jurnal Farmasi Komunitas, 7(2), 88–95. https://doi.org/10.56789/jfk.v7i2.456
DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v8i8.21057
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.