Peran Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Dalam Bulu Tangkis Elit: Sebuah Tinjauan Literatur

Grace Joselini Corlesa

Sari


Dokter spesialis kedokteran olahraga merupakan spesialisasi baru yang kini sudah menjadi komponen penting dari sistem kesehatan di beberapa negara. Dalam olahraga elit, dokter spesialis kedokteran olahraga berperan memberikan manajemen kesehatan komprehensif berupa diagnosis serta tata laksana cedera dan penyakit yang berkaitan dengan latihan fisik atau olahraga untuk memfasilitasi performa optimal atlet di tingkat elit. Dalam rangka menjalankan peran utama tersebut, dokter spesialis kedokteran olahraga harus sepenuhnya memahami tuntutan dan persyaratan olahraga atlet yang ia tangani. Bulu tangkis adalah permainan raket dengan kecepatan tinggi dan pada tingkat kompetitif elit menuntut stamina aerobik, kelincahan, kekuatan, kecepatan, dan ketepatan/presisi yang sangat baik. Cedera dalam bulu tangkis sering terjadi meskipun bulu tangkis bukan merupakan olahraga kontak. Cedera yang umum terjadi tidak hanya mencakup cedera akibat penggunaan otot berlebihan (overuse), tetapi juga kejadian traumatik akut. Karena sifat dari olahraga level elit yang menuntut performa maksimal dari seorang atlet, cedera dan penyakit akan selalu terjadi dan akan memengaruhi performa atlet. Bila ditelaah dari perspektif olahraga bulu tangkis, seorang dokter spesialis kedokteran olahraga harus mengetahui jenis cedera-cedera yang umum terjadi pada atlet bulu tangkis beserta penanganannya. Pola pikir yang perlu dibentuk oleh dokter spesialis kedokteran olahraga dalam memberikan pelayanan bagi atlet elit ialah mengoptimalisasi performa, bukan sekadar meningkatkan derajat kesehatan sehingga berbeda dalam penanganan masalah kesehatan yang ada dibandingkan pada pasien populasi umum.


Kata Kunci


Atlet; Bulu Tangkis; Cedera; Kedokteran Olahraga; Olahraga

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Bundy M. (2009). The role of the sports physician. Br J Hosp Med 70(11):624–6.

Couppé C, Kongsgaard M, Aagaard P, Vinther A, Boesen M, Kjaer M, et al. (2013). Differences in tendon properties in elite badminton players with or without patellar tendinopathy. Scand J Med Sci Sports 23(2):e89-95.

Cullen M. (2010). Developing a new specialty – sport and exercise medicine in the UK. Open Access J Sports Med.

Derman W, Schwellnus M, Hope F, Jordaan E, Padayachee T. (2014). Description and implementation of U-Turn Medical, a comprehensive lifestyle intervention programme for chronic disease in the sport and exercise medicine setting: pre–post observations in 210 consecutive patients. Br J Sports Med 48(17):1316–21.

Dijkstra H, Pollock N. (2014). The role of the specialist sports medicine physician in elite sport. Managing athlete health while optimising performance—a track and field perspective. Aspetar Sports Med J. 3(1):24–31.

Dijkstra HP, Robson-Ansley P. (2011). The prevalence and current opinion of treatment of allergic rhinitis in elite athletes. Curr Opin Allergy Clin Immunol. 11(2):103–8.

Drawer S, Fuller CW. (2002). Evaluating the level of injury in English professional football using a risk based assessment process. Br J Sports Med 36(6):446–51.

Engebretsen L, Soligard T, Steffen K, Alonso JM, Aubry M, Budgett R, et al. (2013). Sports injuries and illnesses during the London Summer Olympic Games 2012. Br J Sports Med 47(7):407–14.

Gamage PJ, Seker S, Orchard J, Humphries D, Fitzgerald K, Fitzpatrick J. (2021). Insights into the complexity of presentation and management of patients: the Sport and Exercise Physician’s perspective. BMJ Open Sport Exerc Med 7(4):e001228.

Jørgensen U, Winge S. (1987). Epidemiology of Badminton Injuries*. Int J Sports Med 08(06):379–82.

Kimura Y, Ishibashi Y, Tsuda E, Yamamoto Y, Tsukada H, Toh S. (2010). Mechanisms for anterior cruciate ligament injuries in badminton. Br J Sports Med 1;44(15):1124–7.

Lam WK, Lee KK, Park SK, Ryue J, Yoon SH, Ryu J. (2018). Understanding the impact loading characteristics of a badminton lunge among badminton players. Li Y, editor. PLOS ONE 13(10):e0205800.

Nhan DT, Klyce W, Lee RJ. (2018). Epidemiological Patterns of Alternative Racquet-Sport Injuries in the United States, 1997-2016. Orthop J Sports Med 6(7):2325967118786237.

Oyama S, Myers JB, Wassinger CA, Daniel Ricci R, Lephart SM. (2008). Asymmetric resting scapular posture in healthy overhead athletes. J Athl Train 43(6):565–70.

Pardiwala DN, Subbiah K, Rao N, Modi R. (2020). Badminton Injuries in Elite Athletes: A Review of Epidemiology and Biomechanics. Indian J Orthop 54(3):237–45.

Phomsoupha M, Laffaye G. (2015). The Science of Badminton: Game Characteristics, Anthropometry, Physiology, Visual Fitness and Biomechanics. Sports Med 45(4):473–95.

Quill TE, Holloway RG. (2012). Evidence, Preferences, Recommendations — Finding the Right Balance in Patient Care. N Engl J Med. 366(18):1653–5.

Rambeley AS, Osman NAA. (2005). The contribution of upper limb joints in the development of racket velocity in the badminton smash. In: XXIII International Symposium on Biomechanics in Sports. p. 422–9.

Schwellnus MP. (2008). Olympic textbook of medicine in sport. Oxford: Wiley-Blackwell; (Encyclopaedia of sports medicine).

Shariff AH, George J, Ramlan AA. (2009). Musculoskeletal injuries among Malaysian badminton players. Singapore Med J. 50(11):1095–7.

Yung PSH, Chan RHK, Wong FCY, Cheuk PWL, Fong DTP. (2007). Epidemiology of Injuries in Hong Kong Elite Badminton Athletes. Res Sports Med. 15(2):133–46.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v11i7.15571

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.