Konseling Realitas Teknik Want, Doing, Evaluation dan Plan (WDEP) Untuk Menurunkan Inferiority feeling Remaja Yatim di Panti Asuhan

Rona Badya Asnandari* -  Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Indonesia
Nugroho Arief Setiawan -  Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Indonesia
DOI : 10.33024/jpm.v7i2.19232

Abstrak

Remaja yatim di panti asuhan rentan merasa tidak berdaya, memicu inferiority feeling yang mempengaruhi interaksi sosial dan perkembangan mereka, sehingga membutuhkan penanganan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konseling realitas dengan teknik want, doing, evaluation, dan plan (WDEP) dapat menurunkan inferiority feeling pada remaja yatim di panti asuhan. Penelitian ini adalah jenis eksperimen semu menggunakan desain Pre-test post-test control group design. Partisipan diambil dengan purposive sampling, melibatkan 36 remaja yatim berusia 11-18 tahun yang dibagi ke dalam dua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan skala inferiority feeling dan dianalisis menggunakan uji-t. Hasil analisis menunjukkan penurunan signifikan pada inferiority feeling kelompok eksperimen, dari rata-rata 90,67 menjadi 86,33. Penelitian ini menunjukkan bahwa konseling realitas teknik WDEP efektif untuk menurunkan inferiority feeling pada remaja yatim. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam program pendampingan psikologis di panti asuhan untuk mendukung perkembangan mereka.

 

Kata kunci: Inferiority feeling; Konseling Realitas teknik Want, Doing, Evaluation dan Plan (WDEP); Remaja Yatim; Panti asuhan

 

Abstract

Orphaned adolescents in orphanages are vulnerable to feelings of powerlessness, which can trigger inferiority feelings that affect their social interactions and development, thus requiring intervention. This study aims to determine whether reality counseling using the WDEP technique (Want, Doing, Evaluation, and Plan) can reduce inferiority feelings in orphaned adolescents living in orphanages. This study is a type of quasi-experiment used a pre-test post-test control group design. Participants were selected through purposive sampling, involving 36 orphaned adolescents aged 11–18, divided into experimental and control groups. Data were collected using an inferiority feeling scale and analyzed using using a t-test. The results showed a significant decrease in the experimental group’s inferiority feelings, from an average of 90.67 to 86.33. This study indicates that reality counseling using the WDEP technique is effective in reducing inferiority feelings among orphaned adolescents. The findings can be applied in psychological support programs in orphanages to foster healthy development.

 

Keywords: Inferiority feeling; Reality Therapy Technique Want, Doing, Evaluation, and Plan (WDEP); Orphaned Adolescents; Orphanage

Keywords : Inferiority Feeling; Konseling Realitas teknik Want, Doing, Evaluation dan Plan (WDEP); Remaja Yatim; Pondok Pesantren

  1. Adawiyah, R. (2018). Pengaruh Teknik REBT dengan Menggunakan Model ABCDEF Untuk Mengatasi Rasa Rendah Diri Siswa di MTs NW Tanak Maik TP 2019/2020. Jurnal Konseling Pendidikan, 2(2), 49–59. https://doi.org/10.1016/j.jnc.2020.125798%0A
  2. Afifah, H. N., Purwati, & Putro, H. E. (2022). The Effect of Reality Therapy Group Counseling with the WDEP Technique on Increasing Student Academic Resilience. Konseli: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 09(2). https://doi.org/https://doi.org/10.24042/kons.v9i2.12984
  3. Amalia, D. D., Noviekayati, I., & Ananta, A. (2022). Kepercayaan diri pada perempuan dewasa muda pengguna media sosial: Adakah peranan Inferioritas? INNER: Journal of Psychological Research, 2(3), 311–318.
  4. Arab, A., & Koolaee, A. K. (2022). The Magic of WDEP in Reality Therapy. European Journal of Psychology Open, 81(3). https://doi.org/https://doi.org/10.1024/2673-8627/a000029
  5. Arrahman, I., Firman, F., & Netrawati, N. (2023). Inferiority Feeling Serta Aktivitas Fisik Siswa Obesitas dan Implikasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 6(1), 15. https://doi.org/10.24014/ittizaan.v6i1.21475
  6. Azizah, D. M., Hanifah, N., & Muallifah. (2024). Konseling Individu : Intervensi Efektif Mengatasi Bullying dengan Pendekatan Reality Therapy. Al-Musyrif, 7(1), 111–122. https://doi.org/https://doi.org/10.38073/almusyrif.v7i1.1754
  7. Barus, M. I., & Rahma, A. (2022). Penerapan pola asuh anak pada Panti Asuhan Siti Aisyah Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 6(3), 935–953. https://doi.org/10.35931/am.v6i3.1225
  8. Berezyuk, Filts, O., Hrabchak, V., & Sirko, R. (2023). The phenomenon of inferiority and depression. Medical Sciences: Proceedings of the Shevchenko Scientific Society, 2(72), 1–9. https://doi.org/10.25040/ntsh2023.02.11
  9. Cahyaningtyas, K., LN, S. Y., Nadhirah, N. A., & Fahriza, I. (2020). Inferiority complex pada mahasiswa. JECO Journal of Education and Counseling, 1(1), 1–7
  10. Darwati, Y. (2023). Kelekatan Anak di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Muhammadiyah Gurah Kabupaten Kediri. Happiness: Journal of Psychology and Islamic Sciens, 7(June), 50–64.
  11. Daud, A. (2019). Penanganan Masalah Konseli Melalui Konseling Realitas. Jurnal At-Taujih, 5(1). https://doi.org/https://doi.org/10.15548/atj.v5i1.757
  12. Direktorat, R. S. A. (2023). Laporan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak. Kementerian Sosial Republik Indonesia. https://kemensos.go.id/uploads/topics/17157598791111.pdf
  13. Dzikry, L. F. (2023). Konseling realita untuk meningkatkan penerimaan diri pada individu dewasa. PROCEDIA Studi Kasus Dan Intervensi Psikologi, 11(4), 121–126. https://doi.org/10.22219/procedia.v11i4.24317.
  14. Fajriani, A., Thalib, S. B., & Umar, N. F. (2021). Penerapan teknik reframing untuk mereduksi perilaku rendah diri siswa di SMA Negeri 6 Luwu Utara. PINISI Journal of Education, 1, 1–18.
  15. Faristiana, A. R., & Yudhistira, N. E. (2022). Sikap Pesimis Remaja Terhadap Orientasi Masa Depan. Rosyada: Islamic Guidance and Counseling, 3(1). https://doi.org/10.21154/rosyada.v3i1.4685
  16. Farsya, Z. A., Suryana, D., & Sunarya, Y. (2023). Inferiority Feeling Scale: Analisis Validitas Instrumen Menggunakan Rasch Model. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 13(2), 147–160. https://doi.org/10.25273/counsellia.v13i215179
  17. Fleming, J. S., & Courtney, B. E. (1984). The dimensionality of self-esteem: II. Hierarchical facet model for revised measurement scales. Journal of Personality and Social Psychology, 46(2), 404–421. https://doi.org/https://doi.org/10.1037/0022-3514.46.2.404
  18. Glasser, W. (1965). Reality therapy: A new approach to psychiatry. Harper & Row.
  19. Habsy, B. Al, Rahmah, M. A., Putri, C. K., & Arifuddin, T. W. (2024). Konsep Dasar Konseling Kelompok Menggunakan Pendekatan Realita. Jurnal Pendidikan Non Formal, 1(4), 12. https://doi.org/10.47134/jpn.v1i4.507
  20. Harmaini, Shofiah, V., & Yulianti, A. (2015). Peran Ayah Dalam Mendidik Anak. Jurnal Psikologi, 10(2), 80–85. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24014/jp.v10i2.1184
  21. Kementrian Sosial Republik Indonesia. 2016. Artikel. Anak Jalanan Mendapatkan Layanan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). http://www.kemsos.go.id
  22. Kurniati, A., & Supriyatna, A. (2022). Efektivitas Konseling Kelompok Realitas Teknik Want, Direction, Evaluation dan Plant (WDEP) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Menyelesaikan Skripsi. Jurnal Basicedu, 6(2), 1938–1946. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2254
  23. Lamberson, K. A., & Wester, K. L. (2018). Feelings of inferiority: A first attempt to define the construct empirically. The Journal of Individual Psychology, 74(2), 172-187. https://doi.org/10.1353/jip.2018.0011
  24. M, R. R., Neviyarni, & Daharnis. (2015). Penerapan Konseling Kelompok Adlerian Untuk Mengurangi Rasa Rendah Diri Siswa Obesitas. Konselor, 4(1), 42. https://doi.org/10.24036/02015416454-0-00
  25. Malay, M. N. (2022). Belajar Mudah & Praktis (Analisis Data dengan SPSS dan JASP). CV. Madani Jaya.
  26. Munawar, Retnaningsih, E., Musdalifah, & Hidayati, E. C. (2023). Peningkatan motivasi belajar melalui konseling individual pndekatan realita siswa kelas IV ICp Minu Tratee Putera. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 5(2), 1196–1201.
  27. Murat, A. R., Japar, M., & Yuhenita, N. N. (2023). Efektifitas konseling realitas untuk meningkatkan self esteem anak korban bullying. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 9(1), 268–274.
  28. Novalina, S. D. (2015). Efektivitas Konseling Realitas untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri. Jurnal Analitika, 7(2), 90–104. https://doi.org/https://doi.org/10.31289/analitika.v7i2.824
  29. Noviekayati, I., Farid, M., & Amana, L. N. (2021). Inferiority feeling pada remaja panti asuhan: Bagaimana peranan konsep diri dan dukungan sosial? Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 10(1), 104–118. https://doi.org/10.30996/persona.v10i1.4826
  30. Nurazizah, N. N., Japar, M., & Yuhenita, N. N. (2021). Efektivitas Konseling Kelompok Gestalt Dengan Teknik Pembalikan Untuk Mengurangi Inferioritas Remaja. Urecol: University Research Colloqulum, 1, 229–236. http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1356
  31. Nusuki, & Yulianti, D. (2022). Pengaruh teknik REBT dengan menggunakan model ABCDEF untuk mengatasi rasa rendah diri siswa. Jurnal Konseling Pendidikan, 6(1), 14–19.
  32. Pare, N., & Habsyi, B. A. (2024). Teori dan Praktik Konseling Reality Theraphy: Tinjauan Literatur. Jurnal Psikologi Revolusioner, 8(10), 45–53.
  33. Permatasari, F., Hidayati, R. N., Apriani, I. D., & Zulkifli, M. (2017). I positive Untuk Mengurangi Inferiority Feeling. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 6(2).
  34. Rahman, S. A., & Husin, H. (2022). Strategi pondok pesantren dalam menghadapi era society 5.0. Jurnal Basicedu, 6(2), 1829–1836. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2371
  35. Ramadhanty, C., & Nurjannah. (2023). Implementasi qana ’ ah terhadap rasa rendah diri (Inferiority). NATHIQIYYAH : Jurnal Psikologi Islam, 6, 26–33. https://doi.org/10.46781/nathiqiyyah.v6i1.743
  36. Resty, G. T. (2016). Pengaruh Penerimaan Diri Terhadap Harga Diri Remaja di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Yogyakarta. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 151(November), 10–17.
  37. Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development (13th ed.). McGraw-Hill.
  38. Savita, B., & N, N. A. F. (2023). Hubungan Efikasi Diri Pengasuhan dan Keterlibatan Ayah Dalam Pencegahan Stunting. Jurnal Psikologi Malahayati, 5(2), 191–201. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33024/jpm.v5i2.8456
  39. Septarianda, E., Malay, M. N., & Ulfah, K. (2020). Hubungan forgiveness dengan subjective well being pada remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Malahayati, 2(1), 83–91.
  40. Sultana, A., & Kabir, S. M. S. (2018). Inferiority Complex and Self-Esteem Among Madrasa Students in Bangladesh: A Real Crisis. Illness, Crisis & Loss, 29(4), 327-339. https://doi.org/10.1177/1054137318813059
  41. Widodo, B., Susilaningsih, C. Y., & Mudjijanti, F. (2024). Pendekatan Konseling Realitas (Reality therapy). CV. AE Media Grafika. https://books.google.co.id/books?id=uDsJEQAAQBAJ&lpg=PA1&ots=95GN0EOz-a&dq=konseling realitas merupakan konseling yang relatif singkat dibandingkan konselinglainnnya&lr&hl=id&pg=PR2#v=onepage&q&f=false
  42. Wirastania, A. (2020). Efektivitas konseling realita terhadap rasa rendah diri pada siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surabaya. Jurnal Fokus Konseling, 6(1), 12–18.
  43. Wubbolding, R. E. (1989). Radio Station WDEP and other metaphors used in teaching reality therapy. Journal of Reality Therapy, 8(2), 74–79.
  44. Yustiana, Y. R., Komalasari, G., Fitri, S., Gusnida, D., Munandar, A., Marliany, H., Ramli, M., Maesaroh, E., Amin, R., & Ambarwati, R. (2016). Modul Guru dan Pembelajar Bimbingan dan Konseling Kompetensi Profesional E. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. https://repositori.kemdikbud.go.id/1180/1/20170307101727_58be88b772f2b.pdf

Open Access Copyright (c) 2025 Jurnal Psikologi Malahayati
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.