Penyuluhan Kesehatan Tentang Pencegahan Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah standar kurva pertumbuhan. Kondisi ini terutama terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyebab utama stunting, dampak yang ditimbulkannya, serta upaya pencegahan dan penanganannya berdasarkan literatur ilmiah terbaru.
Penyebab stunting bersifat multifaktorial, mencakup asupan nutrisi yang tidak memadai, praktik pemberian makan yang kurang tepat, sanitasi dan akses air bersih yang buruk, serta kurangnya pendidikan kesehatan pada ibu (Kemenkes RI, 2021). Dampak stunting tidak hanya terbatas pada masalah fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif, motorik, dan sosial anak. Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami kesulitan belajar, penurunan produktivitas di usia dewasa, dan peningkatan risiko penyakit metabolik di kemudian hari (Black et al., 2020). Secara makro, tingginya prevalensi stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara karena menurunkan kualitas sumber daya manusia (UNICEF, 2021).
Berbagai intervensi telah dirancang untuk mengatasi masalah ini, termasuk program pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, dan peningkatan akses layanan kesehatan. Pencegahan menjadi kunci utama, dengan fokus pada periode kritis dari kehamilan hingga anak berusia dua tahun (WHO, 2022).
- Astuti, D.D., Adriani, R.B., & Handayani, T.W. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Stop Generasi Stunting. JMM (Journal Masyarakat Mandiri), 4(2), 156–162.
- Astuti, R.D., Pramono, A., & Handayani, T. (2021). Faktor-Faktor Risiko Stunting pada Balita di Wilayah Pesisir. Jurnal Gizi Indonesia, 15(2), 145-156.
- Indah, A.L., Hidayat, R. & Lestari, Y. (2023). Efektivitas Media Video Animasi terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri tentang Stunting. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 18(2), 123-130.
- Kementerian Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
- Kementerian Kesehatan RI. (2024). Hasil Utama Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
- Mugiyanti, S., Mulyadi, A., Anam, A.K., & Najah, Z.L. (2018). Faktor penyebab anak Stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan, 5(3), 268–278. doi:10.26699/jnk.v5i3.ART.p268.
- Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.D. T., Rosaline, M. D., Florensia, L., Noor'aini, B. G., Setyoko, S. A., Israfil, M., ... & Sandra, R. A. (2025). Pemberdayaan Kader Kesehatan melalui Program “Oke Heart” sebagai Upaya Deteksi Dini dan Pencegahan Gagal Jantung di Kecamatan Limo, Depok. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 8(2), 982-994.
- Susanto, B., Wijaya, N., & Lestari, R. (2022). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Keluarga terhadap Status Gizi Balita. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 13(2), 112-120.
- Wijaya, D. (2020). Analisis Faktor-Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 2-5 Tahun. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 7(1), 25-34.


