Kajian Perilaku Penderita DBD Terhadap Penggunaan Lotion Antinyamuk, 3M, Dan Pengelolaan Sampah Di Puskesmas Sukadana Lampung Timur

Stefhanie Purwaningtyas* -  Jurusan Kesehatan Lingkungan, PoltekkesTanjungkarang, Indonesia
Helina Helmy -  Jurusan Kesehatan Lingkungan, PoltekkesTanjungkarang, Indonesia
Haris Kadarusman -  Jurusan Kesehatan Lingkungan, PoltekkesTanjungkarang, Indonesia
Linda Barus -  Jurusan Kesehatan Lingkungan, PoltekkesTanjungkarang, Indonesia
Ferizal Masra -  Jurusan Kesehatan Lingkungan, PoltekkesTanjungkarang, Indonesia
DOI : 10.33024/mj.v5i2.21077

Pendahuluan: Industri mebel kayu merupakan salah satu sektor usaha yang berkembang di Indonesia dan berkontribusi dalam menyediakan lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, di balik pertumbuhannya, sektor ini menyimpan potensi risiko terhadap kesehatan lingkungan kerja, terutama akibat paparan suhu tinggi dan faktor fisik lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan serta produktivitas pekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kebisingan dan suhu di lingkungan kerja tiga industri mebel kayu yang berada di Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung, serta menilai kesesuaiannya dengan standar kesehatan lingkungan kerja.

Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi langsung menggunakan alat Sound Level Meter dan Thermohygro Meter, serta wawancara terhadap pekerja dan pengelola industri. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan dokumen pendukung lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu lingkungan kerja di ketiga industri melebihi ambang batas kenyamanan kerja yang ditetapkan, yaitu di atas 30°C. Sementara itu, tingkat kebisingan di ketiga industri masih berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dBA, sehingga tidak melebihi ambang yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa meskipun tingkat kebisingan masih dalam kategori aman, suhu kerja di industri mebel kayu di Kecamatan Sukarame belum memenuhi standar kenyamanan. Diperlukan upaya pengendalian suhu melalui perbaikan ventilasi dan peningkatan kesadaran pekerja terhadap pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD).

 

Kata Kunci: Kebisingan, Suhu, Industri Mebel, Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja.

  1. Chen, Y., Zhang, H., & Li, X. (2020). Noise exposure and worker performance: Evidence from a controlled study in manufacturing settings. Journal of Occupational Health Psychology, 25(3), 245–254.
  2. Fauzan, A., & Aprilia, N. (2022). Pengaruh suhu dan kebisingan terhadap gangguan tidur dan stres kerja pada pekerja industri mebel. Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 11(2), 89–96.
  3. Gupta, R., & Patel, D. (2020). Physiological effects of prolonged exposure to industrial noise on woodworkers: A case study. Indian Journal of Occupational and Environmental Medicine, 24(2), 89–94.
  4. Haditia, I. P. (2012). Analisis pengaruh suhu tinggi lingkungan dan beban kerja terhadap konsentrasi pekerja. Universitas Indonesia.
  5. Hanggara, A. B., Purnomo, A. B., & Walaretina, R. (2021, Agustus 26). Penerapan ventilasi silang pada ruang unit kegiatan mahasiswa di Gedung Pusgiwa, Universitas Indonesia. Dalam Prosiding Seminar Intelektual Muda #6: Rekayasa Lingkungan Terbangun Berbasis Teknologi Berkelanjutan (hlm. 153–159). FTSP Universitas Trisakti. ISBN 978-623-91368-4-0.
  6. Huang, Y., Zhang, J., & Lin, Y. (2021). Combined effects of heat and noise on auditory function in industrial workers. Industrial Health, 59(1), 1–9.
  7. Kargar-Shouroki, F., Bahrami, A., & Rahimi, S. (2022). Health effects of occupational heat exposure: A review. Journal of Occupational Health, 64(1), e12345.
  8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Jakarta: Kemenkes RI.
  9. Lan, L., Wargocki, P., & Lian, Z. (2012). Quantitative measurement of productivity loss due to thermal discomfort. Energy and Buildings, 43(5), 1057–1062.
  10. Lee, J., Kim, H., & Park, C. (2022). Functional neuroimaging of noise exposure: Effects on cognition and emotion regulation. NeuroImage: Clinical, 36, 102258.
  11. Lintong, D. (2017). Dampak kebisingan terhadap gangguan pendengaran di tempat kerja. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9(2), 115–121.
  12. Ma, Y., Chen, X., & Li, H. (2017). Heat exposure exacerbates auditory damage in noise-exposed workers: A field study. Journal of Occupational Health, 59(2), 121–128.
  13. Mayasari, D., & Khairunnisa, R. (2020). Pencegahan Noise Induced Hearing Loss pada Pekerja Akibat Kebisingan. Universitas Lampung.
  14. Nafia, Z. I., Rhomadhoni, M., Saputra, N., & Ratriwardhani, R. (2023). Dampak Paparan Kebisingan Lingkungan Kerja Terhadap Kesehatan Pekerja. Public Health and Medical Science, 3(1), 45–52.
  15. Nasution, F., Harahap, R., & Lubis, M. (2020). Efektivitas ventilasi mekanik terhadap penurunan suhu ruang kerja di industri kecil. Jurnal Teknik Lingkungan, 18(1), 33–39.
  16. Pilcher, J. J., Nadler, E., & Busch, C. (2002). Effects of hot and cold temperature exposure on performance: A meta-analytic review. Ergonomics, 45(10), 682–698.
  17. Praditama, A. R. (2017). Gambaran Risiko Gangguan Pendengaran pada Pekerja. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
  18. Pratama, F., & Zetli, S. (2024). Analisis Pengaruh Suhu Ruangan terhadap Konsentrasi Bekerja Karyawan pada PT Team Metal Indonesia. Computer and Science Industrial Engineering (COMASIE), 10(5), 53–62.
  19. Putra, D. Y., & Lestari, A. (2019). Evaluasi pakaian kerja dan kebutuhan cairan tubuh pekerja di lingkungan bersuhu tinggi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 13(3), 212–219.
  20. Seppänen, O., Fisk, W. J., & Faulkner, D. (2006). Control of temperature for health and productivity in offices. ASHRAE Transactions, 112(2), 680–686.
  21. Singh, M., & Devi, R. (2021). Combined effect of heat stress and occupational noise on physiological parameters among construction workers. Indian Journal of Occupational and Environmental Medicine, 25(1), 25–30.
  22. Suhendar, A., Kartika, D., & Ramdani, M. (2018). Penyesuaian waktu kerja sebagai upaya pengendalian beban panas pada pekerja. Jurnal Ergonomi dan K3 Indonesia, 5(1), 45–52.
  23. Triatmo, H., Santoso, A., & Maulidya, N. (2022). Hubungan antara suhu lingkungan kerja dan gangguan fungsi paru pada pekerja mebel kayu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 18(1), 44–52.
  24. Wardana, R., & Ergantara, D. (2020). Analisis pengaruh suhu kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada industri pengolahan kayu. Jurnal Teknik Industri, 21(2), 101–110.
  25. Widodo, S., Nuraini, R., & Wulandari, T. (2021). Edukasi bahaya kebisingan dan suhu tinggi sebagai strategi peningkatan perilaku penggunaan APD. Jurnal Ilmiah Kesehatan Kerja, 15(2), 134–141.
  26. Zhou, Y., Liu, H., & Wang, X. (2019). Impact of temperature on cognitive performance and decision making in high-heat workplaces. Building and Environment, 156, 128–135.

MJ : Midwifery Journal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.cense.